Apakah kita mau Indonesia Merdeka, yang kaum kapitalnya merajalela,
ataukah yang semua rakyatnya sejahtera ?
Author: Avradya Mayagita
Soekarno
: “Apakah kita mau Indonesia Merdeka,
yang kaum kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang
semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa
dipangku oleh ibu pertiwi, yang cukup memberi sandang pangan kepadanya ? Mana
yang kita pilih, Saudara-saudara ? Jangan Saudara kira, bahwa kalau Badan
Perwakilan Rakyat sudah ada, kita dengan sendirinya sudah mencapai
kesejahteraan ini, kita sudah lihat, di negara-negara Eropa adalah Badan
Perwakilan, adalah parlementaire democratie.
Tetapi tidakkah di Eropa justru kaum kapitalis merajalela ?”
A. Analisa Teks
Kalimat pertama “ Apakah kita mau Indonesia Merdeka yang kaum kapitalnya merajalela....” menunjukkan bahwa dalam pidatonya Soekarno mengingatkan kepada rakyat Indonesia untuk tidak asal merdeka saja dan asal dapat memproklamirkan kemerdekaan tanpa memiliki landasan yang kuat sehingga nantinya kita menjadi bangsa yang tidak sejahtera dan tidak makmur. Dibawah sistem kapitalisme rakyat Indonesia akan semakin sengsara. Kapitalisme yang merajalela akan membuat rakyat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Dalam pidatonya ini, Soekarno menitikberatkan pada kapitalisme yang memang sudah dikenal di dunia barat merugikan rakyat. Hal yang patut diacungi jempol dalam kalimat ini adalah bahwa Soekarno tidak gegabah dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, namun Soekarno telah memikirkan masak-masak agar Indonesia yang sudah merdeka nantinya tidak dikuasai oleh kaum kapital yang dapat menyengsarakan rakyat.
Kalimat kedua “.......................ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, ........?” menunjukkan bahwa Soekarno menegaskan bagaimana semestinya kehidupan rakyat yang tinggal di negara yang sudah merdeka, yaitu rakyat yang sudah tercukupi sandang, pangan dan hidup makmur dan sejahtera. Dalam kalimat ini, Soekarno terlihat sangat mementingkan kehidupan rakyat Indonesia.
Kalimat selanjutnya “..........................merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang pangan kepadanya?”. Kalimat ini menegaskan bagaimana perasaan rakyat yang hidup dalam kecukupan. Cukup dalam sandang, pangan dan hidup dalam kesejahteraan. Rakyat seolah dipangku oleh Ibu Pertiwi. Dalam hal ini berarti rakyat dilindungi dan dilayani oleh negara. Rakyat seolah dimanjakan dan diberikan kehidupan yang makmur sejahtera. Kalimat Soekarno ini juga berarti bahwa Soekarno adalah seorang yang sangat mempedulikan perasaan rakyat dan tidak ingin menyakiti hati rakyat.
Kalimat selanjutnya “Mana
yang kita pilih Saudara-Saudara...?”
Dalam kalimat ini Soekarno sekali lagi ingin menegaskan agar rakyat tidak salah untuk memilih, dan menentukan arah kemerdekaan. karena apabila rakyat melakukan kesalahan dan tidak hati-hati dalam menentukan landasan negara, akibatnya akan fatal. Di bagian sebelumnya, Soekarno telah memberikan pilihan apakah ingin merdeka dengan kapital merajalela atau merdeka dengan rakyat yang hidup berkecukupan. Kalimat ini juga mengingatkan kepada rakyat agar mengerti makna merdeka dalam arti yang sesungguhnya.
Kalimat selanjutnya “Jangan Saudara kira, kalau Badan Perwakilan Rakyat sudah ada, kita dengan sendirinya sudah mencapai kesejahteraan ini....”. Kalimat ini menunjukkan bahwa Soekarno mengajarkan rakyat Indonesia agar tidak terlena dengan adanya Badan Perwakilan Rakyat. Rakyat agar tidak terkecoh dengan adanya wakil-wakil rakyat. Yang patut dibanggakan dalam kalimat ini adalah bahwa Soekarno tampak sangat perhatian kepada nasib rakyat dan beliau menginginkan agar rakyat benar-benar memperoleh kesejahteraan di negaranya sendiri, dan agar tidak salah memilih wakil-wakilnya.
B. Relevansi
Saya akan membagi pokok relevansi kutipan pidato Soekarno menjadi 2 bagian:
1. Tentang mengajak rakyat Indonesia agar tidak salah menentukan pilihan
Pada bagian awal, pidato Soekarno berbunyi :
“Apakah kita
mau Indonesia Merdeka, yang kaum kapitalnya merajalela, ataukah yang semua
rakyatnya sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam
kesejahteraan, merasa dipangku oleh ibu pertiwi, yang cukup memberi sandang
pangan kepadanya ? Mana yang kita pilih, Saudara-saudara ?”
Pada bagian awal ini, Soekarno benar-benar menegaskan akan
pentingnya rakyat Indonesia untuk berpikir jernih. Benar-benar memahami apa
makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Bukan hanya merdeka yang sekedar bisa
memproklamirkan hari kemerdekaan, memiliki bendera negara dan lagu kebangsaan
belaka. Namun rakyat tidak memiliki kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan untuk
berkarya, kemerdekaan untuk berusaha. Soekarno menegaskan tentang perlunya kita
mengantisipasi kapitalisme yang merajalela yang akan menyengsarakan
rakyat. Sistem kapitalisme mulai berlaku
di Eropa sejak abad 16 sampai 19 yaitu pada masa perkembangan perbankan
komersial Eropa dimana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak
sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan
benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses
perubahan dari barang modal ke barang jadi.
Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut (https://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalisme). Saat ini setelah hampir 70 tahun Indonesia merdeka, negara ini belum juga dapat disejajarkan dengan negara-negara maju. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya rakyat Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Masih besarnya kesenjangan antara kaum yang kaya dan kaum miskin yang merupakan indikator dari negara berkembang. Pilihan kedua yang dimaksud Soekarno adalah menjadi rakyat yang sejahtera, yang terjamin sandang, pangan, dan kebahagian sehingga rakyat merasa dipangku oleh ibu pertiwi. Relevansinya dengan masa sekarang ini adalah bahwa apa yang digaungkan oleh Soekarno pada saat itu hingga saat ini masih menjadi impian atau keinginan seluruh rakyat Indonesia. Namun baru segelintir warga negara saja yang sudah merasakan Hidup dalam kesejahteraan. Hingga saat ini, masih banyak anak-anak Indonesia yang tidak memperoleh akses pendidikan, masih banyak wanita di pedalaman yang buta aksara, bahkan jumlah pengangguran di Indonesia terus bertambah banyak.
2. Tentang keberadaan Badan Perwakilan Rakyat.
Dalam kalimatnya “Jangan Saudara kira, bahwa kalau Badan Perwakilan Rakyat sudah ada, kita dengan sendirinya sudah mencapai kesejahteraan ini, kita sudah lihat, di negara-negara Eropa adalah Badan Perwakilan, adalah parlementaire democratie. Tetapi tidakkah di Eropa justru kaum kapitalis merajalela ?” Relevansinya dengan kondisi saat ini adalah Indonesia juga telah memiliki Dewan Perwakilan Rakyat. Namun seperti yang dikatakan oleh Soekarno pada saat itu, apabila kita memiliki Badan Perwakilan Rakyat bukan berarti rakyat sudah pasti hidup sejahtera. Hal ini dapat kita rasakan pada saat ini. Banyak anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terlibat kasus korupsi. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat saat ini juga telah memperburuk citranya sendiri dengan setiap tahun melakukan perjalanan dinas ke luar negeri tanpa tujuan dan hasil yang jelas dengan menggunakan anggaran yang berasal dari rakyat. Yang patut diacungi jempol dalam pidato Soekarno adalah apa yang pada saat itu diingatkan sebagai hal penting yang perlu diantisipasi, terjadi dan dialami oleh rakyat Indonesia saat ini. Di era setelah reformasi pun kita belum melihat kinerja Dewan Perwakilan Rakyat yang maksimal. Bahkan beberapa tahun lalu para anggota Dewan Perwakilan Rakyat menuntut dibangunnya gedung atau tempat kerja yang baru dengan fasilitas yang sangat mewah dilengkapi dengan kolam renang. Yang paling membuat miris adalah hal ini diajukan oleh para wakil rakyat tanpa rasa malu sedikit pun dan tanpa mempertimbangkan situasi yang tengah sulit dihadapi oleh rakyat Indonesia.
C. Kesimpulan
Dari kutipan pidato Soekarno ini, saya menyimpulkan bahwa kalimat-kalimat yang disampaikan oleh Soekarno sangat bermakna yaitu menekankan agar rakyat Indonesia menjadi masyarakat yang cerdas dan tidak salah menentukan landasan negara Indonesia apabila telah merdeka. Dari pidatonya ini tergambar bahwa Soekarno adalah seorang yang sangat mementingkan rakyat. Soekarno menginginkan kehidupan rakyat yang sejahtera, cukup sandang , pangan dan makmur. Soekarno tidak ingin rakyat asal memperoleh kemerdekaan saja namun tidak dapat menikmati arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Soekarno juga mengingatkan bahwa sekalipun negara telah memiliki Badan Perwakilan Rakyat, belum tentu rakyat makmur sejahtera. Dalam pidatonya ini, Soekarno mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk berpikir cerdas agar tidak salah memilih pemimpin dan menetapkan apa yang menjadi landasan bagi negara Indonesia tercinta agar memiliki tujuan dan arah yang jelas.
Daftar Pustaka
http://www.pusakaindonesia.org/inilah-pidato-lengkap-sukarno-tentang-dasar-negara-pada-1-juni-1945/
http://nasionalisme.id/news/pidato_lahirnya_pancasila_bung_karno/2015-11-20-52
http://pidato.net/4589_resume-bung-karno
Comments
Post a Comment